Sunday, September 25, 2011

Sabar dan Syukur

Alhamdulillah…Alhamdulillah..Alhamdulillah…
Segala puji buatMu ya Allah, atas segala nikmat yang telah kau kurniakan padaku. Kini aku sedar ya Allah, Setiap detik yang berlalu, setiap nafasku kini, adalah rahmatMu..

Astaghfirullahal a’zim…Astaghfirullahal a’zim.. Astahfirullahal a’zim…
Aku memohon keampunanMu ya Allah, atas dosa-dosaku... Dosa yang ku lakukan dalam sedar atau tidak..Sesungguhnya hambaMu ini amat lemah.. Jauhkanlah aku dari mengkufuri nikmatMu ya Allah..

Assalamualaikum w.b.t., salam rindu dari Ummu Atiyah. ^_^ Apa khabar semua pembaca? Setelah sekian lama menyepi tanpa entry baru, Ummu Atiyah kembali dengan semangat baru!

Alhamdulillah, sudahpun selesai menjalani rawatan chemotherapy terakhir bulan lalu. Kini hanya perlu follow-up dari semasa ke semasa untuk monitor level tumour marker di dalam darah saya. Cabaran kini adalah untuk ‘bangkit semula’. Kembali kepada kehidupanku dulu, kembali mencari diriku. Sudah tentu Ummu Atiyah sekarang tak sama 100% seperti Ummu Atiyah dulu. Apa yang telah berlaku selamanya akan meninggalkan kesan dalam jiwa. My only hope is that the experience would make me a better person and not otherwise.

Pengalamanku sebagai pesakit kanser banyak mengajar erti hidup di bumi Allah yang sementara ini. Betapa manusia ini sungguh kerdil. No matter how hard we try to plan our lives, in the end He is the absolute planner.
Sabar dan syukur. Dua perkara ini memainkan peranan yang sangat penting dalam hidupku sejak lima bulan yang lepas, dan pengalaman telah mengajarku erti sebenar kedua-dua perkataan ini.

Dulu aku pernah berjumpa orang yang diuji oleh Allah dengan ujian berat, aku telah memujuknya dgn kata-kata, “Sabarlah… Allah sayang anti, sebab tu Allah pilih anti untuk diuji. Allah nak bagi pahala lebih..”. Kini saat diri sendiri diuji, baru kusedari,bukan mudah mempraktikkannya bila yang diuji itu diri kita. Mudahnya menuturkan ‘sabar’ tapi mempraktikkannya amat sukar. Saat diri lemah, dan air mata tumpah tanpa dipaksa, teringat kembali kata-kata sabar yang kuucapkan pada orang lain… Lalu teringat maksud ayat hafazan satu ketika dulu;

“Wahai orang-orang beriman!mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (As-Saff: 2-3)

Astaghfirullahal A’zim… segera diusapi air mata di pipi… Janganlah sampai dibenci tuhanmu wahai diri.. Kuingat kembali pesan umiku sayang, bila rasa sedih, banyakkan istighfar. Ingat kembali nikmat yang Allah dah beri pada kita dan syukurinya. Benarlah kata umi, kita selalu sedih atas apa yang Allah ambil dari kita, dan lupa untuk bersyukur dengan banyak lagi perkara lain yang Allah dah beri percuma. Yang Allah ambil tu pun hak Dia. Harta, pangkat, hinggalah nyawa ini milik Allah. Jadi aku hanya hilang nikmat kesihatan buat sementara. Tapi aku masih dilimpahi rahmat dan kasihNya, melalui ibu dan ayah yang sangat menyayangiku dan dikurniakan seorang suami yang mencintaiku… aku masih diberi akal yang sihat dan waras, masih mampu berjalan, melihat, mendengar…Masih ada peluang untuk sembuh. Mengingati kembali pemberian Allah inilah antara yang telah menjadi sumber kekuatan diri untuk terus sabar sepanjang diuji dengan rawatan chemotherapy yang begitu lama serta kesan-kesannya yang memeritkan.

Tidak lama setelah selesai chemotherapy, ujian seterusnya tiba. Suamiku harus pergi berjuang. Dia perlu kembali ke Madinah untuk menyambungkan pengajiannya dalam bidang syariah. Perkahwinan yang baru berusia sebulan lebih kini harus melalui ujian perhubungan jarak jauh. Allah sahaja yang tahu apa yang ada di hatiku saat menghantar si dia berlepas di lapangan terbang. Melihatkan bilik yang kosong, dan pakaiannya yang ditinggalkan, air jernih menitis kembali. Sekali lagi pesan umi menjadi peniup semangat. Mengingatkan diriku bahawa si dia pergi berjihad di jalan Allah. Saat merindui si dia, segera berdoa supaya Allah lindunginya, dan merahmati baitul muslim yang terbina hingga ke syurga. Berdoalah pada Allah supaya dia cemerlang dalam pelajarannya, dan dapat pulang dengan selamat. Itulah yang terbaik. Bukanlah sekadar menangisi pemergiannya yang sementara. Bersyukurlah mempunyai suami di bumi barakah, mampu mendoakanku.

Alhamdulillah… Ujian-ujian yang mematangkan. Aku yakin penyusunan Allah ini ada hikmahnya. Mungkin Allah sedang menyediakan aku untuk memikul tanggung jawab yang lebih besar dan berat selepas ini. Jadi jiwaku haruslah kuat. Dan ujian-ujian hidup ini mampu menguatkan jiwa dengan izinNya. Kini aku kembali menyambung pengajian yang masih berbaki dua tahun. Mohon doa para pembaca mengiringi perjuangan ini. Semoga hidup kita sentiasa dihiasi sifat sabar dan syukur…

Saturday, September 17, 2011

When you went away

When you first went away
A hole was left in me
Everything was not the way
The way it used to be

Though I know it is destined
And you are where you should be
My heart still aches and bleeds
Coz you’re a part of me

But soon I realized
That we each have a mission
To complete, fulfill and abide
The responsibilities Allah had given

Now the world shall be a witness
Of a love story so grand and great
Coz we had chosen Allah as first
To save and protect our faith

So I’ll be waiting here, my dear,
Knowing I’ll see your smile
On the day that you appear
Coz you know that I am fine

By: Ummu Atiyah

For my beloved husband amirfathirah who is currently studying Syariah in Islamic University of Medina...May Allah protect you always...

Friday, September 16, 2011

Bring back your smile




The tempest has blown over,
Dark dreams have all died down.
It’s time to turn the four leaf clover
And rid you of that frown

Your happiness is like a dove.
That soars through heavens wide
Go spread your care and love
That your heart kept deep inside


Your smile, it lights the world
A precious gift to those who care
It tells us that you’re ready
To face the world out there

Take it slow and steady
Don’t rush back to the race
Be sure you’re fit and ready
Just fall in at your own pace

Fight back your inner fears
Even though it’ll take a while
Take back those dreadful tears
Bring back that cheerful smile

By: Abah

My dad wrote this poem for me when I was fighting post chemotherapy depression, one of the side effects that we initially had underestimated. It took me a while to overcome it, and still trying my best to find back myself, and perhaps a better person than before...I am blessed with a very loving and understanding family and friends.. Syukran everyone..